Kisi-Kisi Soal Gak Penting (?) #part1


Terpujilah wahai engkau Ibu Bapak Guru 
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku 
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku 
Sebagai prasasti terimakasihku tuk pengabdianmu 
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan 
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan 
Engkau patriot pahlawan bangsa Tanpa Tanda Jasa 

Yang saya hormati, Bapak dan Ibu guru yang membaca tulisan ini. 
Yang saya banggakan siswa-siswi di seluruh antero Negeri 
Dan yang saya sayangi seluruh masyarakat Indonesia yang memperjuangkan edukasi. 
 Jika prajurit dan TNI adalah ujung tombak negara dalam pertahanannya, maka Guru adalah pengasah tombak dalam usahanya membela negara. 
Jika dokter adalah profesi perantara kesehatan antara Tuhan dan manusia, maka Guru adalah profesi perantara pendidikan antara kebodohan dan kesuksesan. 

Pada era yang serba digital sekarang ini, sangat mudah bagi kita untuk belajar melalui internet. Informasi apapun yang kita ingin peroleh, dapat dikabulkan oleh ‘Mbah Google’ kata anak muda. Mulai dari pertanyaan sederhana, hingga soal matematika dan fisika yang rumit dapat kita selesaikan dengan instan. Melalui beberapa web di internet atau melalui aplikasi yang dikembangkan oleh beberapa orang yang bermaksud untuk ‘memudahkan’ pekerjaan manusia, dan dengan tujuan bisnis tentu saja. 

Kegunaan dan perkembangan internet semakin marak dan tajam seiring pandemic berjalan. Tidak diperbolehkannya pembelajaran tatap muka membuat para siswa dan guru susah terhubung. Ya, internet adalah jalan keluarnya. Internet mampu menghubungkan yang jauh. Kegiatan pembelajaran berbasis internet atau daring (dalam jaringan) semakin lama membuat siswa bosan. Kebanyakan guru memberikan tugas dan siswa diminta aktif mencari pemecahan masalah sendiri dengan bantuan internet. Jika hal ini terus berlanjut, maka ada pertanyaan yang terbersit dalam pikiran “JIKA SEMUA SISWA MAMPU MENYELESAIKAN MASALAH DARI SOAL YANG DIBERIKAN GURU TANPA PENJELASAN TATAP MUKA, MAKA APA PERAN DARI SEORANG GURU?” 

Nah, peran guru semakin surut. Siswa semakin berorientasi pada nilai dan hasil akhir. Mencari solusi permasalahan lewat internet, tanpa dimodifikasi atau bahkan tanpa dibaca dan hanya di “copy” saja. 

Siswa butuh guru yang membimbing dalam proses pembelajarannya. Tidak hanya diberikan buku digital atau sekedar link di youtube lalu disusul dengan tugas mengerjakan beberapa soal. Bagaimana siswa tidak merasa bosan dan ogah? 

 Sekarang pertanyaannya lagi. “BAGAIMANA GURU BISA MEMBIMBING PROSES PEMBELAJARAN TANPA BERTEMU DEGAN SISWA? APALAGI GURU MAPEL MATEMATIS ATAU YANG BUTUH PEMAHAMAN. BAGAIMANA?” 

Inilah tugas Guru, mencari solusi dan melaksanakan tugas pokoknya yaitu mendidik. Bukan mendidik anak menjadi generasi “copy paste”. 

Berbicara tentang tugas Guru, saya seorang Guru alumni program studi pendidikan mengungkapkan bahwa Tugas Guru Ideal SANGATLAH BERAT. Tugas kami sangatlah banyak, bahkan diluar jam kerja tugas kami seakan mengantri panjang. Seolah daftar pekerjaan kami sepanjang struk belanjaan perlengkapan bayi yang baru lahiran.. 

Sekilas kita bahas dulu seputar apa saja tugas guru, (selain mengajar di kelas ya tentunya) Seorang guru diberikan beban mengajar sesuai kebutuhan mengajar di suatu sekolah dan sesuai mata pelajaran yang diampunya. Idealnya seorang guru mengajar sebanyak 24 JP atau 24 jam pelajaran dalam satu minggu dari total 48-50 JP. 

Selain tugas utama guru di kelas, guru juga mempunyai tugas dalam menyusun Perangkat Pembelajaran. Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan dokumen pendukung dalam mengajar, meliputi persiapan mengajar hingga evaluasi hasil mengajar. Nah perangkat ini yang seringkali dirasa memberatkan bagi beberapa guru. 

Perangkat pembelajaran tersebut terdiri dari: 
1. Silabus 
2. Kalender akademik 
3. Prota (Program Tahunan) 
4. Promes (Program Semester) 
5. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) 
6. Instrument penilaian 
     a. Tes -> nilai kognitif siswa 
        1) Tes tertulis, komponennya terdiri dari: 
                   a) Kisi-kisi soal 
                   b) Kartu soal 
                   c) Soal 
                   d) Kunci jawaban 
                   e) Analisis penilaian (analisis butir soal dan analisis hasil siswa) 
                        • Pengayaan 
                        • Remidi 
    b. Non tes -> nilai psikomotorik dan afektif 
        1) Praktikum 
        2) Observasi 
        3) Wawancara 
        4) Interview 

Kira-kira Bapak/Ibu guru yang membaca tulisan ini, sudah melakukan prosedur tersebut atau belum ya? 
Atau bahkan baru mengetahui prosedur pembuatan soal yang benar dalam tulisan ini. PUSPENDIK KEMDIKBUD sebenarnya telah menjawab pertanyaan tersebut. Prosedur pembuatan soal sudah tertulis jelas dalam Panduan Penulisan Soal oleh Puspendik Kemdikbud.


Lanjut di  part 2 yaa ...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Balik Nama Kendaraan di Samsat Jepara

Menonton Serial Upin Ipin

Baru Tahu Kalau