Pernyataan Hoax Soekarno Seputar Pemuda (?)
Sepuluh pemuda zaman now tidak akan bisa merubah dunia. Setuju?
“Beri aku 10 pemuda, maka akan kuguncangkan dunia”. Kutipan Sang
Presiden pertama Indonesia sekaligus Proklamator ini sering membanjiri feed
dalam social media ketika berhubungan dengan pemuda. Beliau bahkan menyadari
peran penting para pemuda sejak massa penjajahan. Tak tanggung-tanggung, beliau
mengutarakan bahwa 10 pemuda dapat mengguncangkan dunia. Memang ini suatu
kiasan yang bermakna hiperbola dan tidak nyata, namun makna didalamnya sungguh
erat dengan kekuatan para pemuda.
Pertanyaannya mengapa beliau begitu percaya dengan pemuda? Bukankah
pemuda itu belum cukup pengalaman serta pemikirannya? Kenapa tidak mereka saja
yang sudah banyak pengalaman serta matang dalam hal pemikiran dan ide, misalkan
saja orangtua. Ya tentu orangtua disini bukan setua kakek nenek kita di rumah
ya guys.
Kita runtut dulu apa itu pemuda? Siapa yang disebut pemuda? Dan
siapa saja yang tergolong pemuda?
Pemuda menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti orang
muda laki-laki, remaja, taruna. Menilik kata remaja, berarti pemuda berusia
kisaran 15-25 tahun. Ya, ada kata laki-laki. Apakah pemuda hanya laki-laki? Dahulu
ketika Bapak Soekarno menyampaikan pidatonya tersebut, memang pada massa itu
perempuan ibarat kaum lemah dan dilindungi. Mereka disarankan untuk tetap di
rumah untuk berlindung dan tidak turut serta dalam proses merebut kemerdekaan.
Bicara tentang pemuda, bulan oktober erat kaitanya dengan
bulan pemuda, yaitu hari lahirnya sumpah pemuda. Sumpah atau ikrar oleh para
pemuda, ibarat janji yang mereka utarakan pada diri mereka sendiri dan seluruh
masyarakat Indonesia di tengah massa penjajahan. Hari itu 28 oktober 1928, para
pemuda berhasil merumuskan tiga pilar utama dalam sumpah pemuda. Berikut isi
dari pilar tersebut:
Disini saya tidak akan mengajak kalian membahas sejarah
sumpah pemuda, karena sudah banyak artikel yang membahas seputar itu. Kita akan
membahas apa pentingnya kita mengetahui sumpah pemuda, haruskah kita
mengamalkan sumpah pemuda?
Secara zaman, kini sudah jauh modern. Jika kita hendak
mengamalkan dengan cara ikut berperang dengan musuh, sungguh ini hanya khayalan
kalian. Perang sebenarnya yang harus dihadapi pemuda adalah berperang dengan
kemajuan teknologi. Lho?? Ngawur!! Ga mungkin kita melawan teknologi, bisa ‘gaptek’
dong.
Berperang dengan kemajuan teknologi bukan semata kita harus
menolak adanya perbaruan teknologi. Sadar atau tidak, peduli atau tidak, kita
telah termakan oleh ‘iming-iming’ memudahkan pekerjaan manusia. Lihat saja,
kita tak perlu ke pasar atau swalayan untuk membeli sesuatu. Cukup duduk manis
atau bahkan merebahkan diri di atas tempat tidur sembari mengotak-ngatik gadget
memilih satu aplikasi dari banyak aplikasi dnegan fungsi serupa. Kita tak harus
bisa naik kendaraan atau motor untuk bisa pergi ke suatu tempat. Cukup pesan secara
online saja. Yang lebih praktis lagi, kita tak perlu menuju suatu tempat
keberadaan seseorang, hanya dengan tekan aplikasi yang bersangkutan dan kirim
pesan. Bahkan kita sudah bisa melihat secara langsung menggunakan fitur video
call.
What the hell
Peran pemuda yang harus dimaksimalkan adalah memanfaatkan
teknologi ini untuk beraksi. Memang beberapa aplikasi tersebut memiliki andil
banyak untuk memudahkan manusia, tapi bila terus menerus digunakan akan
memanjakan manusia.
Lihat saja fakta bahwa anak muda sekelas SMP-SMA lebih
banyak waktu mereka terbuang hanya karena menggunakan gadget mereka. Prosentase
terbanyak, gadget digunakan untuk bermain game online terutama
bagi para lelaki, selanjutnya untuk scroll beberapa akun belanja atau social
media bagi para perempuan, dan hanya beberapa digunakan untuk kepentingan
seperti berbisnis menonton sesuatu yang bermanfaat.
Entah apa yang meracuni pikiran anak muda sekarang. Konten video
youtube yang selalu menjadi viral adalah konten yang kurang
mendidik. Ini menunjukkan bahwa itulah selera masyarakat Indonesia. Selera pemuda
Indonesia. Karena sebagian besar pengguna internet adalah para pemuda Indonesia.
Indonesia memiliki prosentase pemuda lebih banyak daripada dewasa maupun
anak-anak. So, mereka lah pemegang kendali internet.
Suka heran juga lihat para siswa yang lebih sering membuka handphone
mereka ketimbang buku pelajaran mereka, alasannya beragam dan cerdik. Kata mereka,
itu karena mereka belajar lewat hp. Ya, itu hanya beberapa yang berada pada
jalan yang lurus, sisanya menggunakannya untuk bermain game. Kita tahu
sendiri semakin kesini semakin banyak bermunculan aplikasi game online,
sehingga memungkinkan penggunanya bermain dengan orang lain yang berada jauh
dari pengguna berasal.
Kambali lagi para pemuda bisa menjadi tonggak keberhasilan
suatu bangsa, jika mendapat didikan yang baik dan benar dari orang tua maupun
lingkungan mereka. Pemuda hanya manusia biasa. Lahir dari Rahim seorang ibu, dibesarkan
oleh didikan orangtua dan pengaruh lingkungan.
Jika sepuluh pemuda yang Soekarno maksud adalah pemuda pecandu
game online, maka tak akan pernah bisa mengguncangkan dunia. Berbeda jika
banyak keterampilan mereka. Tidak salah bermain game online, asal sesuai
porsi dan waktunya.
Pemuda yang tangguh, lahir dari ibu yang tangguh dan dididik
oleh keluarga tangguh. Sayangi keluargamu, dan jadikan anak-anakmu adalah
pemuda yang bisa mengguncangkan dunia dengan prestasinya.
Selamat hari Sumpah Pemuda yang ke 90 para Pemuda Indonesia.
Komentar
Posting Komentar