My Overthinking #part2

Kamu tidak tahu sudah seberapa banyak air matanya mengalir karena 'bercandamu'. Kamu tidak tahu sudah berapa lama waktu yang ia habiskan untuk memikirkan 'bercandamu'. Kamu tidak tahu betapa tersiksanya ia memikirkan setiap sikap yang kau anggap biasa dan hanya bercanda. Kamu pun tidak pernah tahu berapa banyak hal yang ia korbankan demi sesuatu yang kau anggap lelucon Kamu juga tidak pernah tahu seberapa terlukanya hati yang hendak kau ajak bercanda. Kamu tidak pernah tahu bahwa dibalik senyum candanya, ada hati yg berusaha kuat menutupi kesedihan. Kebiasaan yang salah kau anggap benar. Menanyakan hal sensitif dianggap kebiasaan. Sikapmu seorang, berimbas pada pikirannya terhadap setiap orang. Menimbulkan trauma psikologis yang entah apa obatnya dan bagaimana sembuhnya. Membuatnya selalu teringat dan tersiksa setiap kali berada dalam waktu yang luang. Bermusuhan dengan setiap waktu luang, Waspada kepada semua yang mendekatinya. Sungguh, ia tidak butuh nasihatmu. Ia tidak butuh kata kata mutiaramu. Ia hanya membutuhkan diam mu. Ya. Cukup Diam dan tidak bertindak apalagi bersikap seolah kamu tahu segalanya. Seolah kamu penuh pengalaman dan memaksakan pengalamanmu pada kehidupannya. Setiap orang memiliki cerita yang berbeda. Biarkan ia menulis ceritanya sendiri. Dan kamu menulis ceritamu sendiri. ~hns~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Balik Nama Kendaraan di Samsat Jepara

Menonton Serial Upin Ipin

Baru Tahu Kalau