Benih Mawar



Diciptakan dengan sempurna, manusia dilengkapi dengan perasaan yang dimilikinya. Otak dinamis logis realistis membuat manusia sulit ditebak sebagai individu sosialis. Sikap dan sifatnya mudah goyah, apalagi dengan terpaan cobaan yang terus datang tanpa memandang keadaan.
Bicara soal perasaan, saraf neurotransmitter ku langsung nyangkut pada perasaan bahagia ala remaja alias perasaan cinta.

Perasaan cinta, dimiliki oleh setiap orang. Setiap individu. Sungguh beruntung kita bisa merasakan cinta. Indah, bahagia, bahkan waktu serasa ingin terhentikan. Namun sebaliknya. Sakit, sakit tak berdarah namun sulit menemukan obatnya ketika cinta tak sesuai harapan.

Cinta tak berpihak pada yang rupawan, tidak pula pada harta warisan, namun sedikit berpihak pada kelakuan. Ia lebih berpihak pada kepastian dan ketepatan. Tepat waktu untuk mengungkapkan, tepat kondisi untuk mengutarakan, dan tepat posisi untuk menyatakan.

Kamu pernah merasakan? Ya, aku juga.

Bahkan menghianati cinta. Menghianati kesuciannya, ketulusannya, keikhlasannya. Jauh maksud hati untuk menyakiti, kondisi dan situasi yang kurang presisi membuat hati jauh lebih sensi.

Sebagai manusia sok peduli, aku turut merasa tersakiti. Padahal tersangka adalah peranku saat ini. Andai ada hukum yang mengatur perihal hati, mungkin aku sudah dipenjara berkali-kali. Niat awal menyambut perasaan dan memberinya kesempatan, siapa tahu aku mulai terkesan. Namun itu sungguh sangatlah Salah. Niat awal yang hanya coba-coba kemudian berakhir penuh masalah.

Perhatiannya ibarat benih mawar, dan harapan yang kuberikan ibarat air yang selalu memberi nutrisi pada si benih. Benih yang mulanya kecil tumbuh perlahan menjadi tumbuhan yang lengkap dengan daun hijau segar dan mulai berbunga.

Tanpa air, benih tidak akan tumbuh menjadi tumbuhan yang besar. Tanpa air yang jernih dengan frekuensi rutin, tumbuhan tak akan menjadi segar.

Air yang semula jernih, perlahan menjadi keruh dan sedikit beracun. Mawar pun mulai merundukkan bunganya, layu daunnya. Oh ada apa dengan airnya? Ternyata aliran air jernih sudah diputus dan diberikan pada benih mawar lain. Benih yang sudah siap berbunga, siap dipetik oleh siapa saja, siap menebarkan harumnya.

Maaf kepada benih yang pertama, sejak awal air tak seharusnya mengalir padanya. Semoga segera mendapat aliran air yang jernih.

Salam
Air.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Balik Nama Kendaraan di Samsat Jepara

Menonton Serial Upin Ipin

Bukan Rencanaku tapi rencana-Nya⁣ ⁣