Bicara Tentang Jerawat “Terimakasih Jerawatku” #BicaraTentangEps1

Sebelum kalian nge-judge dan nge-hina, aku bakal jelasin dan mencoba memvisualisasikan diri. Postingan kali ini akan dibuat dengan bahasa lebih santai tapi tetap diusahakan sopan ya. Jadi kalian bacanya jangan pakai nada tinggi alias “nge-gas”. Cukup seloowwww..

Persis seperti judul yang sengaja dibuat to-the-point dan tanpa basa-basi, ini merupakan bagaimana penulis memandang jerawat-jerawat dimuka. Sekarang usiaku 23 tahun, muka bagian kanan ada beberapa jerawat yang sedang meradang dan banyak noda hitam bekas jerawat serta masih ada sumur bor, eh maksudnya pori-pori yang besar. Muka sebelah kiri, gak jauh beda sama yang kanan, hanya sedikit kalah dalam jumlah jerawat yang meradang. Pindah ke kondisi dahi, cenderung aman, tapi gak aman kalau tentang noda hitam, pori-porinya juga besar. Lanjut ke dagu, pernah beberapa kali muncul jeri (selanjutnya jerawat dipanggil jeri ya biar imut) jadi bekasnya pun kalau mau pake kaca pembesar bakal terlihat. Pun sama dengan komedo putih yang nyaman di bawah mulut ini. Terakhir menuju ke hidung, anggap hidungku itu mancung ya. Mancung karena komedo. Komedo putih ada, hitam pun ada. Lengkap deh penderitaan ini.. huaaaa.. 

Udah bayangin gimana keseluruhan muka ini? Buruk rupa banget ya? Siapa yang pingin punya muka begitu? ku jamin 100% gak ada yang pingin. Bahkan aku pun. Everybody, even laki-laki atau perempuan pasti berkeinginan memiliki paras yang bersih dan segar depandang. Dalam arti wajah putih, bersih dari jerawat, glowing, bak model iklan di tv. 

Tubuh manusia, diciptakan sangat kompleks dan sangat diperhatikan detil kecil tiap detiknya oleh Allah SWT. Diawali dari sel sel yang bergabung membentuk organ; organ jantung, hati, paru-paru, dll; organ-organ membentuk system organ; yaitu system pernafasan, pencernaan, peredaran darah, reproduksi, system saraf. Baru kemudian system organ bersatu membentuk organisme yaitu MANUSIA. Setiap manusia itu kaya dan sempurna dengan seluruh system yang berjalan ditubuhnya. Tapi manusia tetaplah manusia. Semua system tersebut saling berkesinambungan. 

Orang awam bilang “Say, jangan mikirin pacar terus dong, muka nya itu lho penuh jerawat”, terus pas lewat dipinggir jalan ketemu rekan kerja disindir “Bu, jangan terlalu banyak mikirin dia”, temen kelas sewaktu SMA ikut nimbrung, “ kebanyakan pacaran sih”, sampe om ku nyambung, “cantik-cantik kok jerawatan”. *Awkward banget gak sih

Dihari lain banyak juga kudengar komentar “jangan kebanyakan makan kacang deh say, ntar muncul terus itu jerawatnya”, temen sebangku waktu SMP juga menasihati bak dokter, nrocos mulu “Beb, kamu harus rajin membersihkan muka, terus jangan makan kacang, jangan makan telur, makannya sayur-sayuran aja. Nah, jerawatnya diobatin pakai produk acne seriesnya merk ***** ajaa, bagus itu, murah pula”. Nasihat yang lain juga berdatangan “jangan kebanyakan stress say, masalah jangan dipikirin dibuat slow aja. Jalan-jalan, hedon, makan-makan, buat hidupmu penuh piknik”.

Udah deh, semua rekan berasa jadi dokter dadakan. Berasa tahu semuanya, berasa ngerti dan pengen menyembuhkan pasiennya, entah mal praktik atau bukan. Awalnya aku appreciate dengan usaha mereka yang ingin temennya ini memiliki wajah cantik mulus tanpa jerawat kayak wanita korea korea gitu. But girls, itu malah bikin si target berada pada situasi yang aneh, awkward, tambah gak PeDe, atau parahnya jadi minder dan gak mau ketemu orang, gak mau ketemu siapapun, then bisa kena gangguan mental. Apa yang kalian omongin itu bisa masuk ke bullying

Setiap wanita ingin tampil cantik, eh, pria pun ingin tampil sempurna, tampan maybe. Tapi memang secara psikologis, wanita memiliki keinginan menjadi menarik lebih tinggi dibandingkan pria. Para wanita rela mendatangi dokter kecantikan dan merogoh kocek yang dalaaammmm banget untuk mendapatkan apa yg mereka inginkan. Membeli skincare rutin yang menurut para beauty vlogger adalah merk yang bagus dan recomended banget. Dan aku yakin, tiap wanita pernah mencoba lebih dari tiga merk skincare. Satu set skincare paling tidak membutuhkan dana minimal 100 ribu, itu pun merk yang biasa dan bukan yg best value deh. Belum lagi make up set untuk mempercantik diri, dalam kata lain menutupi kekurangan dimuka, dan membuatnya menjadi mendekati sempurna dan cantik versi umum. Seperti memberi kesan mancung pada hidung dengan sentuhan highlighter, menyamarkan noda hitam dengan concealer, menajamkan mata dengan eyeliner, dan banyak lagi yang ku tak paham. 

Sebagian wanita merasa mempercantik diri adalah sebuah kebutuhan yang bisa membuat pikiran menjadi puas, dan hati menjadi senang. Melihat diri sendiri cantik dan menarik, bisa menaikkan tingkat kebahagiaan dan menambah Percaya Diri ketika keluar rumah. Aku setuju, sekarang make up adalah kebutuhan. So, para lelaki, para pria, jangan ngeluh ketika wanitanya membeli make up yang bermacam-macam, dan berbagai warna lipstik meskipun sekilas terlihat sama (hanya wanita yang paham gradasi warna pada lipstik). Ber-make up juga bukan sekedar ingin terlihat menarik dan cantik di depan pria, sekali lagi ini untuk menambah tingkat percaya diri dan kebahagiaan para wanita. Daripada berada pada kondisi yang awkward dikomentarin sana-sini gegara jerawat yaa..

Beberapa waktu ini, aku menyadari tentang betapa berharganya jerawat dalam hidupku.. ohh jerawat, terimakasih kuucapkan. Ketika seorang wanita merasa terancam keadaannya oleh pria “hidung belang”, karena parasnya yang cantik, ia bisa terselamatkan. Pria seperti itu cenderung mendekati wanita yang mulus cantik secara fisik. Aku merasa bersyukur dengan adanya beberapa bekas jerawat dan beberapa jerawat yang muncul di muka ku, actually mereka, si jeri membantuku menyeleksi siapa yang pantas berada disampingku, siapa yang pantas menemaniku, menjadi teman dan sahabatku, menjadi teman dekatku. 

Jerawat menjauhkanku dari pria yang “modus”. Ketika wanita lain memilih menggunakan masker di muka untuk mencegah debu masuk ke pori-pori, aku justru membiarkan debu memasuki pori-pori wajahku. Ketika wanita lain menggunakan bodylotion agar kulitnya tetap lembab dan anti belang, aku justru percaya kulit belang menunjukkan seberapa besar kerja keras kita. Ketika wanita lain menggunakan lipstik longlasting yang merah merona saat kerja, aku justru hanya membasahi bibir dengan pelembab bibir tanpa polesan lipstik. Tak ada maksud memperjelek diri dan tidak menghargai diri. Hanya meminimalisasi pria “modus” yang bergentayangan di luar sana.

Im not the only one yang melakukan hal “bodoh” ini. Ketika kuceritakan pengalamanku dengan pria “modus” dengan salah seorang teman, ternyata ia pun punya pengalaman yang sama. Dan ia juga melakukan hal “bodoh” yang sama denganku, menghindari pria modus dengan cara kami. Aku yakin di luar sana banyak wanita yang juga memiliki pikiran yang sama denganku dan juga temanku ini. Jangan judge mereka karena tidak menghargai diri sendiri. 
Karena setiap tindakan yang diambil, tentu punya alasan. Bukan sembarang alasan, tapi alasan berdasarkan pengalaman. 
Jerawat bukanlah penyakit besar yang menular, menimbulkan kematian, atau penyakit memalukan. It's normal. Akan menjadi mematikan ketika mendengarkan komentar dan hinaan orang lain. Akan menjadi pembunuh bagi kalian yang suka berkomentar fisik pada seseorang. Pembunuhan karakter, pembunuhan rasa percaya diri, pembunuhan eksistensi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Balik Nama Kendaraan di Samsat Jepara

Menonton Serial Upin Ipin

Bukan Rencanaku tapi rencana-Nya⁣ ⁣