Uang atau Kenyamanan

Uang dan kenyamanan oleh seseorang bisa menjadi bertolak belakang. Bisa dibilang ibarat dua sisi mata uang. Pilih uang, tapi tidak kondisi hati nyaman, atau pilih kenyamanan tapi uang seadanya.

Kenapa saya mengambil topik ini? Belakangan marak dibicarakan atau sempat viral sebuah slip gaji seorang guru honorer yang hanya mendapat gaji sebesar 35 ribu.

Yaa, seseorang yang disensor identitasnya tersebut mungkin sudah geram dengan gaji yang ia terima selama sebulan. Lihat saja, gelar Sarjana Pendidikan yang ia sandang seolah tak berarti di mata pemerintah. Saya tidak akan menyudutkan pemerintah, ini murni pendapat dari penulis dan opini dari beberapa kawan yang saya percayai berlatar belakang pendidikan.

Ingat sekali, dulu waktu kecil ditanya “cita-citanya mau jadi apa dek? “ serentak hampir 50% siswa dikelas menjawab dengan bangga bahwa mereka ingin menjadi guru. Ya. Guru merupakan profesi yang didambakan siswa semasa kecil. Entah kenapa, profesi guru memiliki tempat dihati siswa, khususnya siswa usia Sekolah Dasar.

Dewasa ini Program Studi Pendidikan menjadi masih menjadi favorit para pemburu gelar sarjana. Bagaimana tidak?

Sekilas, secara kasat mata, terlihat bahwa kehidupan guru bukan saja dipandang bermartabat oleh masyarakat, namun profesi ini juga mendatangkan rupiah yang tidak sedikit.

Berangkat pagi, pulang siang, membagi ilmu, digaji pula.. Hmm menyenangkan jika dibayangkan..

Namun bukan kehidupan namanya kalau semua berjalan sesuai bayangan dan harapan kita.

Faktanya, rupiah yg dibayangkan orang awam terhadap guru salah total. SALAH. Rupiah yang tinggi hanya didapat oleh mereka yg sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil alias PNS. Nah posisi inilah yang diincar kebanyakan. Banyak bonusnya lah. Total gaji PNS bisa browsing aja deh ya.

Ibarat langit dan bumi, gaji guru honorer alias Guru Tidak Tetap bernegasi dengan gaji PNS. Belum cukup disitu, menjadi guru Honorer pun sekarang tidak mudah. Berdasarkan pengalaman teman-teman, bisa menjadi guru honorer tanpa ada ‘vaksin’ dari dalam sangatlah susah. Do you guys know what i mean?

Saya bilang sangat karena ini sering kita temui di sekolah-sekolah. Kalaupun memang ada yg bisa masuk jadi guru honorer di sekolah tanpa ‘vaksin’ berarti memang rejeki dari Allah. 🙏 dan presentasenya jaauuhh dibawah mereka yg masuk karena ‘vaksin’.

Oke, kalau sudah masuk diterima mengajar sebagai guru honorer, sekarang kita bicara rupiah yang didapat. Rupiah yang diterima honorer berapa berbeda bergantung tingkatan sekolah dan jumlah siswa di sekolah tersebut, serta lama guru honorer menjadi pegawai. Jumlah siswa? Ya, berdasarkan Petunjuk Teknis Aturan Bantuan Operasional Sekolah, ada prosentase bagian BOS untuk belanja pegawai. Nah inilah yg digunakan sekolah untuk memberi gaji guru honorer. Kita tau bahwa BOS diberikan pada tiap siawa. Semakin banyak siswa di sekolah tertentu, maka dana BOS yang diterima pun semakin banyak. Nah, ini mengapa rupiah yg diterima honorer berbeda-beda.


Bedanya sama judul apa ya? Kok kenyamanan?

Sarjana Pendidikan, diarahkan untuk menjadi pendidik atau lebih jelasnya Guru. Tujuannya tentu bukan guru honorer, tp guru yang berstatus PNS. Sebelum menuju status tersebut, haruslah mengabdi atau menjadi guru honorer di sekolah tertentu. Melewati hari demi hari disekolah dengan rupiah seadanya.

Pertanyaannya adalah, guru honorer di Indonesia sangatlah banyak. Bagaimana mereka bertahan tahun demi tahun, dengan gaji sebesar itu? Disisi lain mereka memiliki anak yang menunggu dibelikan mainan, belajar yang tinggi, serta ada pula istri yg menunggu uang belanja kehidupan sehari-hari mereka. Kok bisa mereka bertahan?

Jawabannya hanya satu. Kenyamanan. Panggilan hati seorang pendidik. Sehingga rupiah yang diterima menjadi berkah.

Bagi pendidik, melihat siswanya saat disekolah merupakan suatu kebahagiaan tersendiri.

Semangat belajar siswa menjadi stimulus agar bertahan hari demi hari.

Rasa ingin tahu yang besar siswa menjadi rasa kebanggaan hati.

Prestasi siswa, membuat guru selalu terkenang dan tak terganti.


Tulus, ikhlas, itulah yang mereka rasakan.

Rasa nyaman mengalahkan rasa kurang dalam rupiah. Percaya rejeki berkah hadir dari senyum dan rasa ikhlas.

Terimakasih kepada seluruh Bapak dan Ibu Guru di Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Balik Nama Kendaraan di Samsat Jepara

Menonton Serial Upin Ipin

Bukan Rencanaku tapi rencana-Nya⁣ ⁣